Center for Reproductive Health

Konferensi Internasional tentang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia 2019 di Yogyakarta

Share This Story

Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi tidak melulu hak asasi insan yang mendasar, tetapi berkontribusi besar dalam penambahan kesejahteraan keluarga, masyarakat dan bangsa. Indonesia mendapat guna dari program Keluarga Berencana yang dilakukan oleh pemerintah semenjak awal tahun 1970-an. Jumlah rata-rata anak per wanita umur reproduksi turun dari 5,6 pada mula 70 menjadi 2,38 pada 2017. Kondisi ini dominan pada peningkatan keterampilan keluarga guna menginvestasikan anak-anak dengan teknik yang lebih kualitatif. Antara tahun 1970 dan sekarang, Indonesia dapat mencegah kelahiran selama 130 juta. Dengan pencegahan ini, negara dapat mengerjakan investasi lebih baik dalam kualitas sumber daya manusia. Indonesia ketika ini pun mendapat guna dari dividen demografis, walaupun tidak menjangkau kapasitas maksimalnya, sebab rendahnya kualitas populasi.

 

Meskipun negara ini sudah mencatat tidak sedikit pencapaian dalam keluarga berencana, tidak sedikit masalah yang masih belum terselesaikan, terutama berhubungan dengan upaya pemerintah untuk meminimalisir angka kematian ibu. Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) masih paling tinggi yakni 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pengurangan Angka Kematian Ibuialah salah satu prioritas guna pembangunan kesehatan kini dan di masa depan. PEningkatan kinerja program keluarga berencana bakal berkontribusi pada pengurangan Angka Kematian Ibu. Saat ini ada selama 5,2 juta pasangan (14,3 persen dari total pasangan menikah di Indonesia) yang belum dapat dicapai oleh layanan keluarga berencana; dan selama 720.000 kehamilan yang tidak diinginkan. Angka kelahiran dan kehamilan tertinggi yang tidak disengaja terjadi salah satu mereka yang tergolong kurang mampu dan bermukim di wilayah terpencil, dan kualitas layanan keluarga berencana masih menjadi perhatian. Tingkat penghentian ingin meningkat dari tahun ke tahun semenjak tahun 2000 dan tingkat Metode Informasi Indeks masih paling rendah.

 

Banyak kepandaian dan program sudah dikembangkan untuk menambah kinerja keluarga berencana dan Program Kesehatan Reproduksi, tergolong integrasi keluarga berencana ke dalam SJSN. Demikian juga, tidak sedikit inisiatif inovatif yang pun dikembangkan oleh sekian banyak  pemangku kepentingan. Sejumlah riset kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk menambah kinerja program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi untuk meminimalisir angka kematian ibu hamil secara borongan juga dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan. Namun, hasil riset dan inovasi program yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga internasional dan nasional belum disebarluaskan secara sistematis untuk para pemangku kepentingan. Pembuat kebijakan, penyelenggara program, peneliti, cendekiawan, serta organisasi non-pemerintah dan organisasi beda belum bisa sepenuhnya memanfaatkan hasil riset dan upaya inovatif yang telah dilaksanakan untuk Indonesia.

 

Konferensi Internasional mengenai Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia (ICIFPRH 2019) ialah forum besar guna membahas sekian banyak  masalah keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sebagai di antara pilar keibuan yang aman untuk meminimalisir angka kematian ibu dan menambah kesejahteraan keluarga di Indonesia. Di arena global, Indonesia dirasakan sebagai misal keberhasilan program keluarga berencana, namun tidak laksana bukti global, keberhasilan indikator Keluarga Berencana tidak memiliki akibat signifikan terhadap pengurangan angka kematian ibu. Di samping standar kualitas layanan yang belum diterapkan secara merata di semua Indonesia, program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi belum secara efektif menyentuh masalah remaja yang berkontribusi signifikan terhadap tingginya Angka Kematian Ibu.

 

Konsorsium “Juara Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia” yang terdiri dari sejumlah lembaga non-pemerintah paling prihatin dengan kondisi ini. Konsorsium ini memprakarsai konferensi internasional yang mengundang semua pakar internasional dan nasionalguna membahas situasi ini sampai-sampai program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia bisa berkontribusi pada pengurangan angka kematian ibu dan penambahan kesejahteraan keluarga. Dalam konferensi ini, konsep, kebijakan, program, dan sekian banyak  pelajaran yang telah dilaksanakan pada tingkat global, nasional dan sub-nasional oleh sekian banyak  pemangku kepentingan serta relevansinya dalammenambah program keluarga berencana bakal dibahas. Masalah kesehatan reproduksi remaja, khususnya perkawinan dan kelahiran salah satu remaja (ASFR 15-19) akan dibicarakan secara khusus sebab hubungannya yangpowerful dengan tingkat kematian ibu dan kesejahteraan keluarga di masa depan. Konferensi ini bakal menjadi konferensi kesatu yang berfokus pada masalah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Konferensi ini diinginkan akan diselenggarakan setiap dua tahun, dengan tema yang berbeda. Hasil konferensi diinginkan dapat dipakai sebagai dasar guna penguatan / pembuatan kepandaian oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Di samping itu, makalah-makalah yang dipresentasikan dalam konferensi itu juga diinginkan akan ditelusuri oleh komite ilmiahguna dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan pun dipresentasikan dalam Konferensi Internasional mengenai Keluarga.