Center for Reproductive Health

Keadilan Manusia dalam Perspektif Bioetika

Share This Story

FK-KMK UGM. Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bekerjasama dengan UNESCO Chair on Bioethics menggelar acara rutin bertajuk Raboan Discussion Forum dengan tema minggu ini “Human Rights And Quranic Perspectives” yang dibawakan oleh guru besar dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Syafaatun Almirzanah, PhD secara daring melalui platform Zoom, Rabu (3/11). Diskusi ini berlangsung hampir dua jam dimoderatori oleh dr. Nur Azid Mahardinata  dan diikuti oleh berbagai kalangan.
“Apabila membicarakan human right dalam Islam, sebetulnya semua sudah dijelaskan dalam kitab Al-Qur’an bahwa agama islam adalah agama yang mengutaman keadilan bagi seluruh makhluk manusia, tetapi pada kenyataannya ada negara islam yang menolak deklarasi of human rights.”, ucap dr. Nur yang berperan sebagai moderator saat mengawali sesi diskusi siang ini.

Narasumber diskusi siang itu, Prof. Syafaatun mengatakan bahwa human right biasanya identik dengan karakter individualis dan kadang dianggap aneh oleh beberapa agama. Misalnya di negara timur maupun Asia tidak ada yang namanya hal pribadi, namun lebih mementingkan hal bersama.
“Banyak kritik yang dikemukakan oleh negara islam. Mereka menganggap bahwa konsep human right itu didapat dari kebudayaan orang barat, yang mana bioetika juga termasuk di dalamnya. Salah satu yang menjadi permasalahannya adalah otonomi dan free choice.”, tambahnya.
Perlu dipahami mengapa pada akhirnya banyak respon yang berbeda menganai human right ini karena ketika pembahasan itu muncul banyak negara muslim yang baru memperoleh political gain. Sehingga pengalaman-pengalaman colonialism akan berpengaruh terhadap respon dari masyarakatnya sendiri.
Diakhir sesi diskusi, Prof. Syafaatun mengungkapkan harapan bahwa human right ini harus bisa dipahami dan diterapkan dalam kehidupan professional manusia secara bijak dengan tidak bertolak belakang dengan ajaran islam maupun kepercayaan agama lain. (Yuga/Reporter)
Diskusi interaktif ini dapat disaksikan selengkapnya di: