Center for Reproductive Health

Hubungan Gangguan Tidur dengan Gangguan Affek pada Individu Usia 50 Tahun Ke Atas, Di Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah

Share This Story

Author : Ni Wayan Dwi Rosmalawati
Pembimbing 1/2 : Prof.dr. Djaswadi Dasuki, MPH, Sp.OG (K)/dr Nawi Ng, MPH, Ph.D
Penguji : dr. Mubasysyr Hasanbasri, MA
Abstract :
Background:
The process of aging causes hormonal, physical and mental changes. Some problems occur due to the process of aging. One of these problems is sleep disorders as an impact of hormonal decrease and the other aging processes, and if it is ignored for a long time, it will cause affect disorders such as depression, anxiety, and anger. Objective: The study aimed to identify the relationship between sleep disorders and affect disorders of the elderly over 50 years old.
Method: The study was observational with cross sectional design. Subjects of the study were all the elderly of over 50 years old from the data of the household of Community Health and Nutrition Research Laboratory of The Faculty of Medicine, Gadjah Mada University. Univariable analysis used frequency distribution, bi-variable analysis used chi square and multi-variable analysis used logistic regression.
Result: Of 12,459 respondents, 4,605 (37.22%) suffered from affect disorders, that occurred commonly in female (2,684). Meanwhile, 7,220 (58.18%) suffered from sleep disorders and it commonly happened in female (4,104). Sleep disorders increased the risk of affect disorders with odds ratio 2.56 (95%CI; 2.27-2.89) and 2.92 (95%CI; 2.62-3.36) in male and female respectively.
Conclusion: The prevalence of sleep disorders in Purworejo District is higher than that in WHO. There is an increase in the prevalence of affect disorders compared to the previous research. More women suffer from both affect and sleep disorders than men, in fact, sleep disorders increase the risk of affect disorders for both male and female over 50 years old.
INTISARI
Latar Belakang: 
Dengan proses menua menimbulkan perubahan hormonal, perubahan fisik serta perubahan mental. Beberapa permasalahan akan muncul sejalan dengan proses menua tersebut. Salah satunya adalah terjadi gangguan tidur sebagai dampak menurunnya hormon dan proses menua yang lain, bila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan affek seperti depresi/tertekan, cemas, khawatir dan marah.
Tujuan Penelitian: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan gangguan tidur dengan gangguan affek pada individu usia 50 tahun ke atas. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan Cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah semua individu yang berumur 50 tahun ke atas dari data Rumah Tangga Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat (LPKGM)-FK UGM. Analisis univariabel dengan distribusi frekuensi, analisis bivariabel dengan chisquare dan analisis multivariabel dengan regresi logistik.
Hasil: Dari 12.459 responden menunjukkan gangguan affek sebanyak 4.606 orang (37,22%), paling banyak dialami oleh perempuan sejumlah 2.684 orang (40,37%), sedangkan gangguan tidur sebanyak 7.220 orang (58,18%), paling banyak juga terjadi pada perempuan sejumlah 4.106 orang (61,53%). Gangguan tidur meningkatkan risiko gangguan affek dengan OR 2,56 (95%CI: 2,27-2,89) pada laki-laki dan pada perempuan dengan OR 2,92 ( 95% CI: 2,62-3,26).
Kesimpulan: Prevalensi gangguan tidur di Kabupaten Purworejo adalah lebih besar dibandingkan dengan prevalensi WHO. Prevalensi gangguan affek pada penelitian ini adalah lebih besar dibanding dengan penelitian sebelumnya. Gangguan tidur dan gangguan affek lebih banyak terjadi pada perempuan dan gangguan tidur meningkatkan risiko terjadinya gangguan affek baik pada laki-laki dan perempuan usia di atas 50 tahun.
Electronic Theses