Center for Reproductive Health

adhi.akto

ANGGRIYANI WAHYU PINANDARI

Penghargaan: Lulus dengan Predikat Cumlaude Program Pasca Sarjana Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran UGM (2015), Lulusan Terbaik Fakultas Kedokteran UNLAM (2011), Lulusan Terbaik Program Studi Kesehatan Masyarakat UNLAM (2011), Terbaik ke-4 Mahasiswa Berprestasi Fakultas Kedokteran UNLAM (2010), Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian, DIKTI (2010), Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis DIKTI (2010), Program Mahasiswa Wirausaha UNLAM (2010).

Bidang Fokus: Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Ibu dan Anak-Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Populasi, Biostatistik
Informasi Pribadi
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tanggal Lahir: Sampit, 10 Maret 1990
Email : aang.pinandari@gmail.com
Read More …

ANGGRIYANI WAHYU PINANDARI Read More »

Analisis Indikator Kesehatan Strategis RPJMD Kabupaten Tulungagung

Oleh Pusat Kesehatan Reproduksi – Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung dan Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Disusun oleh:
Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc, Sc.D.
Anggriyani Wahyu Pinandari, SKM., MPH
Althaf Setiawan, SSi., MPH
Agung Nugroho, MPH
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pencapaian sasaran pembangunan yang optimal membutuhkan sinergi antar pemangku kepentingan pembangunan baik ditingkat pusat ataupun sinergi pusat dan daerah. Pemerintah daerah berperan penting dalam menerjemahkan kebijakan nasional yang tertuang di RPJMN 2015-2019 ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) agar
pembangunan merata di seluruh wilayah NKRI. Untuk kepentingan ini, pengelolaan kebijakan dan rencana pembangunan daerah seharusnnya menerapkan prinsip berwawasan global dan berkearifan lokal. Salah satu isu global yang digaungkan saat ini adalah sustainable development goals (SDGs) yang mencakup 17 indikator kesepakatan global yang harus dicapai pada 2030.
Ada 4 indikator dan 21 target dalam SDGs yang berhubungan dengan kesehatan. Target ini bersama dengan RPJMN dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi perumusan indikator kesehatan di
RPJMD Kabupaten Temanggung periode berikutnya.
Beberapa rekomendasi indikator terkait kesehatan yang diusulkan masuk dalam RPJMD Kabupaten Temanggungg periode berikutnya yaitu pertama terkait AKB dan AKBa adalah persen bayi dengan BBLR, dan persentase bayi usia <6 bulan dengan ASI eksklusif, prevalensi stunting baduta. Kedua aspek preventif AKI seperti estimasi kebutuhan gizi remaja perempuan, estimasi kebutuhan gizi wanita hamil dan menyusui, serta prevalensi anemia ibu hamil.
Ketiga penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke dan penyakit menular kusta. Keempat bidang KB seperti CPR, MKJP, tingkat putus pakai, KTD pada WUS dan ASFR usia 15-19 dan pengetahuan PUS minimal 4 metode kontrasepsi.
Kelima perkawinan usia dini yang meliputi persentase perkawinan perempuan <20th, median usia kawin pertama dan pendidikan kesehatan reproduksi. Keenam, jaminan akses dan kualitas pelayanan fasilitas kesehatan dan ketujuh,
aspek preventif dan kesiapsiagaan masyarakat pada bencana.
Read More …

Analisis Indikator Kesehatan Strategis RPJMD Kabupaten Tulungagung Read More »

Arah Kebijakan Dan Program Di Bidang Kependudukan, Ketenagakerjaan Dan Sumber Daya Manusia Menghadapi Globalisasi Khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN

Oleh: MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Karakteristik Masyarakat Ekonomi ASEAN:
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi;
2. Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi;
3. Pertumbuhan ekonomi yang merata;
4. Integrasi ke perekonomian global.
• Topik bahasan seminar hari ini: Kependudukan, Ketenagakerjaan, dan SDM Indonesia menghadapi globalisasi, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
‐ Penting untuk membahas secara lebih mendalam dampak dan kesiapan Indonesia
khususnya dibidang kependudukan, tenaga kerja dan sumber daya manusia dalam
pelaksanaan MEA yang sudah ada di depan mata.
‐ Banyak kekhawatiran tentang ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi MEA.
Kawasan ASEAN akan menjadi pasar terbuka dan kesatuan yang berbasis produksi
serta mobilitas arus barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil akan
bergerak bebas. Sementara itu daya saing bangsa yang dinilai tidak cukup terutama
karena SDM yang tidak cukup kompetitif dibanding negara‐negara lain di ASEAN.
‐ Isu tentang kependudukan belum cukup banyak dibahas sebagai bagian penting
dalam persiapan menghapi MEA termasuk menjamin kesinambungan daya saing
Indonesia.
Read More …

Arah Kebijakan Dan Program Di Bidang Kependudukan, Ketenagakerjaan Dan Sumber Daya Manusia Menghadapi Globalisasi Khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN Read More »

Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun 2013

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang ‘Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga’ mengamanatkan bahwa penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
Undang-undang no. 52 tahun 2009 memberi tanggungjawab pengendalian penduduk di Indonesia kepada BKKBN, yang dirubah namanya menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Pada tahun 2012, BKKBN menetapkan visi “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kondisi penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR) sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan diwujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009 diatur pula kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas.
Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, perencanaan pembangunan harus disusun berdasarkan data dan informasi kependudukan. Perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan merupakan strategi yang penting dalam rangka meningkatkan relevansi, efektivitas serta efisiensi kebijakan dan program pembangunan di Indonesia.
Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah diatur dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa “Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan kembali pada Pasal 152 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan “Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci, pada Pasal 49 UU No. 52/2009 diatur bahwa: 1) “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan.
Read More …

Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun 2013 Read More »

Good Governance in Health System: International Dimension

By Siswanto Agus Wilopo
Department of Public Health, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University

Abstract
Health is a basic human right, and must be available and accessible to all peoples in an affordable framework. Promoting good governance and fairness in the health sector through meaningful and consistent emphasis on prompt delivery, equitable and professional services, transparency and accountability must become a cardinal principle of the health sector reform. The question is: what is internationally adopted paradigm of good governance in health system and development? How should we conduct health sector reform, especially in health system to be consistent with the international dimension of good governance? This paper examines at factual evidence to describe the main challenges facing health system in developing countries, especially in Indonesia.
In this article we also present the main issue and critical factors that facilitate to health sector reform following the process of good governance, especially based on the international dimension. The governance refers to the exercise of economic, political and administrative authority to manage a countries affairs at all levels. It comprises mechanisms, processes, and institutions, through which citizens and groups articulate their interests, exercise their legal rights, meet their obligations and mediate their differences. Health system is all the activities whose primary purpose is to promote, restore or maintain health. We address the context and framework under which health systems function under good governance at the national and local levels. We argued that first and foremost is better accountability of government services. Second, an incentive that raises performance is an importance element of the health system reform. Third, where public health services are free or subsidized, especially for the poor, the abuses related to lack of drugs, staff absences and informal payments undermine these objectives as well as the credibility and effectiveness of public services more generally.
Read More …

Good Governance in Health System: International Dimension Read More »

Paradigma Baru Kependudukan dan Pembangunan Global Pasca ICPD

Hasil kesepakatan Konferensi Kependudukan dan Pembangunan di Kairo (International Conference on Population and Development disingkat ICPD) pada tahun 1994 telah mencapai usia 20 tahun, yaitu tepatnya pada tanggal 22 September 2014 yang lalu. Kesepakatan di Kairo tersebut merupakan tonggak sejarah dalam pembangunan manusia karena program aksinya telah disepakati oleh 179 pemimpin Negara-negara di dunia. Walapupunkesepakatan tidak mengikat secara hukum internasional, faktanya dari waktu ke waktu sebagian besar negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merasakan betapa pentingnya kesepakatan tersebut dalam pembangunan nasionalnya.
Sebagian besar kebijakan ICPD masih sangat relevan untuk masa beberapa tahun kedepan, namumPBBtelah menyederanakan kesepakatan tersebut dari 16 Bab dan 44 dimensi didalam ICPD kedalam satubentuk: “Kerangka Konsep (framework) Paradigma Baru tentang Kependudukan dan Pembangunan setelah 2014”. Kerangka konsep baru tersebut perlu dicermati agar kebijakan kependudukan dan pembangunan di Indonesia mulai terarah sejalan dengan agenda kependudukan dan pembangunan secara global.
Selama Indonesia tidak lagi memiliki kementerian kependudukan, masalah-masalah kependudukan dan pembangunan jarang dibicarakan. Indonesia juga tidak lagi berperan aktif dalam kancah kependudukan dan pembangunan di tingkat global. Tulisan ini akan mengingatkan kembali kesepakatan ICPD 1994 yang disajikan menjadi:“Kerangka Konsep Kependudukan dan Pembangunan Pasca 2014”. Kesepakatan baru ini dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun kebijakan kependudukan dan pembangunan di Indonesia kedepan yang menjadi tugas kementerian kependudukan pada kabinet mendatang.
Read More …

Paradigma Baru Kependudukan dan Pembangunan Global Pasca ICPD Read More »

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN

Era globalisasi dewasa ini mengharuskan setiap bangsa melakukan penyesuaian dengan menyeluruh. Era yang ditandai dengan makin maraknya investasi pada manusia dan penghargaan yang tinggi terhadap manusia itu menuntut pula kebebasan pada setiap individu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan pilihannya.
Masyarakat Indonesia yang biasanya diatur secara sentralistik dan berorientasi pada kelembagaan tingkat pusat mengalarni perubahan yang drastis. Kita sekarang berada pada posisi yang mengarah kepada masyarakat yang menganut desentralisasi yang marak, demokratis, pembangunannya bersifat people centered dan transformatik, sehingga kesatuan yang dianutnya lebih bersifat conditional humanistic. Untuk itu di sernua lini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu, bermoral serta sekaligus mempunyai sifat dan kedalaman religius yang tinggi.
Dalam konteks seperti itulah BKKBN yang selama ini bergerak dalam jaringan yang luas dalam lingkungan pemerintah daerah dapat memainkan peranan yang sangat menentukan. Begitu juga Yayasan Damandiri yang selama ini bekerja sama dengan BKKBN, dapat pula bersama menjalin kerjasama dengan menempatkan diri sebagai suatu lembaga nirlaba yang mengikuti arus globalisasi dari sudut yang positip dan berusaha membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dan rakyat banyak, khususnya masyarakat dan keluarga kurang mampu, melakukan penyesuaian dalam mengembangkan kehidupan yang lebih bahagia dan sejahtera.
Read More …

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN Read More »

Fact sheet of Indonesia Track20

From its inception, FP2020 has been committed to leading a transformation in the global monitoring of family planning (FP). FP2020’s measurement agenda requires a standardized approach to monitoring and evaluation that produces internationally comparable estimates on an annual basis across the 69 FP2020 focus countries. FP2020’s 17 Core Indicator estimates are produced by Track20, a project of Avenir Health, in collaboration with a network of country FP measurement specialists. Track20 trains country M&E specialists to use the FP2020 Core Indicators in alignment with country FP strategies, and supports annual country consensus workshops where government ministries of health and diverse stakeholders conduct reviews of FP data. The University of Gadjah Mada is Avenir Health’s implementing partners in Indonesia.
Read More …

Fact sheet of Indonesia Track20 Read More »

Lembar Fakta Indonesia Track20

Sejak awal, FP2020 telah berkomitmen untuk memimpin sebuah transformasi global dalam monito keluarga berencana (KB). Pengukuran agenda FP 2020 membutuhkan suatu pendekatan yang terstandarisasi untuk monitor dan evaluasi yang menghasilakn pengukuran yang dapat dibandingkan secara internasional setiap tahun diantara 69 negara fokus FP2020. Perhitungan 17 indikator utama dari FP2020 dihasilkan oleh Track 20, sebuah proyek Avenir Health, dalam kolaborasi dengan beberapa negara yang berkomitmen dalam pemantauan program keluarga berencana. Track20 melatih negara spesialis M&E untuk menggunakan indikator inti FP2020 disesuaikan dengan strategi KB masing-masing negara dan mendukung konsesus workshop tahunan dimana pemerintah, mentri kesehatan dan berbagai stakeholder melakukan review data KB. Universitas Gadjah Mada adalah partner implementasi di Indonesia.
Read More …

Lembar Fakta Indonesia Track20 Read More »