Center for Reproductive Health

Uncategorized

Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun 2013

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang ‘Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga’ mengamanatkan bahwa penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
Undang-undang no. 52 tahun 2009 memberi tanggungjawab pengendalian penduduk di Indonesia kepada BKKBN, yang dirubah namanya menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Pada tahun 2012, BKKBN menetapkan visi “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Visi tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Kondisi penduduk tumbuh seimbang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR) sebesar 2,1 anak per wanita atau angka reproduksi neto (NRR) sebesar 1. Misi dari BKKBN adalah mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Visi dan misi tersebut akan diwujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya. Upaya ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dalam UU No. 52 Tahun 2009 diatur pula kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas.
Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, perencanaan pembangunan harus disusun berdasarkan data dan informasi kependudukan. Perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan merupakan strategi yang penting dalam rangka meningkatkan relevansi, efektivitas serta efisiensi kebijakan dan program pembangunan di Indonesia.
Penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan telah diatur dalam peraturan perundangan. Pada Pasal 31 UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur bahwa “Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan”. Ketentuan tersebut ditekankan kembali pada Pasal 152 UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan “Perencanaan pembangunanan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci, pada Pasal 49 UU No. 52/2009 diatur bahwa: 1) “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga”; 2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan pendataan keluarga; dan 3) Data dan informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan.
Read More …

Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun 2013 Read More »

Good Governance in Health System: International Dimension

By Siswanto Agus Wilopo
Department of Public Health, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University

Abstract
Health is a basic human right, and must be available and accessible to all peoples in an affordable framework. Promoting good governance and fairness in the health sector through meaningful and consistent emphasis on prompt delivery, equitable and professional services, transparency and accountability must become a cardinal principle of the health sector reform. The question is: what is internationally adopted paradigm of good governance in health system and development? How should we conduct health sector reform, especially in health system to be consistent with the international dimension of good governance? This paper examines at factual evidence to describe the main challenges facing health system in developing countries, especially in Indonesia.
In this article we also present the main issue and critical factors that facilitate to health sector reform following the process of good governance, especially based on the international dimension. The governance refers to the exercise of economic, political and administrative authority to manage a countries affairs at all levels. It comprises mechanisms, processes, and institutions, through which citizens and groups articulate their interests, exercise their legal rights, meet their obligations and mediate their differences. Health system is all the activities whose primary purpose is to promote, restore or maintain health. We address the context and framework under which health systems function under good governance at the national and local levels. We argued that first and foremost is better accountability of government services. Second, an incentive that raises performance is an importance element of the health system reform. Third, where public health services are free or subsidized, especially for the poor, the abuses related to lack of drugs, staff absences and informal payments undermine these objectives as well as the credibility and effectiveness of public services more generally.
Read More …

Good Governance in Health System: International Dimension Read More »

Paradigma Baru Kependudukan dan Pembangunan Global Pasca ICPD

Hasil kesepakatan Konferensi Kependudukan dan Pembangunan di Kairo (International Conference on Population and Development disingkat ICPD) pada tahun 1994 telah mencapai usia 20 tahun, yaitu tepatnya pada tanggal 22 September 2014 yang lalu. Kesepakatan di Kairo tersebut merupakan tonggak sejarah dalam pembangunan manusia karena program aksinya telah disepakati oleh 179 pemimpin Negara-negara di dunia. Walapupunkesepakatan tidak mengikat secara hukum internasional, faktanya dari waktu ke waktu sebagian besar negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merasakan betapa pentingnya kesepakatan tersebut dalam pembangunan nasionalnya.
Sebagian besar kebijakan ICPD masih sangat relevan untuk masa beberapa tahun kedepan, namumPBBtelah menyederanakan kesepakatan tersebut dari 16 Bab dan 44 dimensi didalam ICPD kedalam satubentuk: “Kerangka Konsep (framework) Paradigma Baru tentang Kependudukan dan Pembangunan setelah 2014”. Kerangka konsep baru tersebut perlu dicermati agar kebijakan kependudukan dan pembangunan di Indonesia mulai terarah sejalan dengan agenda kependudukan dan pembangunan secara global.
Selama Indonesia tidak lagi memiliki kementerian kependudukan, masalah-masalah kependudukan dan pembangunan jarang dibicarakan. Indonesia juga tidak lagi berperan aktif dalam kancah kependudukan dan pembangunan di tingkat global. Tulisan ini akan mengingatkan kembali kesepakatan ICPD 1994 yang disajikan menjadi:“Kerangka Konsep Kependudukan dan Pembangunan Pasca 2014”. Kesepakatan baru ini dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun kebijakan kependudukan dan pembangunan di Indonesia kedepan yang menjadi tugas kementerian kependudukan pada kabinet mendatang.
Read More …

Paradigma Baru Kependudukan dan Pembangunan Global Pasca ICPD Read More »

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN

Era globalisasi dewasa ini mengharuskan setiap bangsa melakukan penyesuaian dengan menyeluruh. Era yang ditandai dengan makin maraknya investasi pada manusia dan penghargaan yang tinggi terhadap manusia itu menuntut pula kebebasan pada setiap individu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan pilihannya.
Masyarakat Indonesia yang biasanya diatur secara sentralistik dan berorientasi pada kelembagaan tingkat pusat mengalarni perubahan yang drastis. Kita sekarang berada pada posisi yang mengarah kepada masyarakat yang menganut desentralisasi yang marak, demokratis, pembangunannya bersifat people centered dan transformatik, sehingga kesatuan yang dianutnya lebih bersifat conditional humanistic. Untuk itu di sernua lini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu, bermoral serta sekaligus mempunyai sifat dan kedalaman religius yang tinggi.
Dalam konteks seperti itulah BKKBN yang selama ini bergerak dalam jaringan yang luas dalam lingkungan pemerintah daerah dapat memainkan peranan yang sangat menentukan. Begitu juga Yayasan Damandiri yang selama ini bekerja sama dengan BKKBN, dapat pula bersama menjalin kerjasama dengan menempatkan diri sebagai suatu lembaga nirlaba yang mengikuti arus globalisasi dari sudut yang positip dan berusaha membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat dan rakyat banyak, khususnya masyarakat dan keluarga kurang mampu, melakukan penyesuaian dalam mengembangkan kehidupan yang lebih bahagia dan sejahtera.
Read More …

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN Read More »

Fact sheet of Indonesia Track20

From its inception, FP2020 has been committed to leading a transformation in the global monitoring of family planning (FP). FP2020’s measurement agenda requires a standardized approach to monitoring and evaluation that produces internationally comparable estimates on an annual basis across the 69 FP2020 focus countries. FP2020’s 17 Core Indicator estimates are produced by Track20, a project of Avenir Health, in collaboration with a network of country FP measurement specialists. Track20 trains country M&E specialists to use the FP2020 Core Indicators in alignment with country FP strategies, and supports annual country consensus workshops where government ministries of health and diverse stakeholders conduct reviews of FP data. The University of Gadjah Mada is Avenir Health’s implementing partners in Indonesia.
Read More …

Fact sheet of Indonesia Track20 Read More »

Lembar Fakta Indonesia Track20

Sejak awal, FP2020 telah berkomitmen untuk memimpin sebuah transformasi global dalam monito keluarga berencana (KB). Pengukuran agenda FP 2020 membutuhkan suatu pendekatan yang terstandarisasi untuk monitor dan evaluasi yang menghasilakn pengukuran yang dapat dibandingkan secara internasional setiap tahun diantara 69 negara fokus FP2020. Perhitungan 17 indikator utama dari FP2020 dihasilkan oleh Track 20, sebuah proyek Avenir Health, dalam kolaborasi dengan beberapa negara yang berkomitmen dalam pemantauan program keluarga berencana. Track20 melatih negara spesialis M&E untuk menggunakan indikator inti FP2020 disesuaikan dengan strategi KB masing-masing negara dan mendukung konsesus workshop tahunan dimana pemerintah, mentri kesehatan dan berbagai stakeholder melakukan review data KB. Universitas Gadjah Mada adalah partner implementasi di Indonesia.
Read More …

Lembar Fakta Indonesia Track20 Read More »

Levels , Trends and Determinants of Informed Choice in Family Planning in Indonesia

Summary
Informed choice is an integral part of family planning service. Informed choice refers to whether women are provided adequate information when choosing a family planning method. This specific information becomes one of indicators in FP2020 global commitment to family planning and is known as Method Information Index (MII). Informed choice implementation will help government guarantee that family planning service are being delivered with good quality and according to right-based principles. Maximizing informed choice is hoped to help reduce discontinuation rates, unmet need, and a skewed national method mix.
Background
Family planning (FP) enables everybody to decide their choice on sexual life and reproduction. FP also represents women and children opportunity to achieve higher education and participate on social life. It makes family planning decision making very important and should be based on accurate information on type and informed choice. Health service providers and government are responsible to provide facilities that will help everybody to decide their reproductive life through FP counseling and education.
Read More …

Levels , Trends and Determinants of Informed Choice in Family Planning in Indonesia Read More »

Tingkat, Tren dan Faktor Penentu dari Informed Choice dalam Keluarga Berencana di Indonesia

Informed choice adalah suatu bagian penting dari pelayanan keluarga berencana. Informed choice mengacu pada apakah wanita diberikan informasi yang cukup ketika memilih metode keluarga berencana. Informasi spesifik ini menjadi salah satu indikator global komitmen FP2020 terhadap keluarga berencana dan dikenal sebagai Method Information Index (MII). Implementasi Informed choice akan membantu pemerintah memastikan bahwa pelayanan keluarga berencana disediakan dengan kualitas yang bagus dan dengan prinsip berdasar hak. Memaksimalkan informed choice diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat putus pakai, unmet need dan method mix nasional yang tidak seimbang.
Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) memungkinkan semua orang untuk memutuskan pilihan mereka dalam kehidupan seksual dan reproduksi. KB juga mempresentasikan kesempatan wanita dan anak-anak untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Hal ini membuat keputusan yang berhubungan dengan keluarga berencana menjadi sangat penting dan harus berdasarkan informasi yang akurat dari tipe dan informed choice. Penyedia pelayanan kesehatan dan pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan fasilitas yang akan membantu semua orang dalam memilih kehidupan reproduksi mereka melalui KB.
Read More …

Tingkat, Tren dan Faktor Penentu dari Informed Choice dalam Keluarga Berencana di Indonesia Read More »

Putting the results of the 2015 PMA 2020 survey in Indonesia into context

By: Anggriyani Pinandari , Siswanto Wilopo, Robert Magnani, and Amirah Wahdi
Indonesia participation in global family planning commitments was launched in the London Summit 2012. The main target is providing family planning method for 120 million women of reproductive age in the world and reaching other 17 related indicators by year 2020. To ensure Indonesia’s contribution for the target, government established 8 family planning indicator targets through National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2015-2019. Indonesia also commits to maintain investment for FP programs financing, including reallocating resources to the most densely populated provinces and districts where the TFR is still high and located mostly in rural areas and smaller islands. The country will broaden access and choice by strengthening public and private clinic services and provision of long-acting and secure contraceptive methods, including post-partum FP program.
Indonesia is experiencing a second demographic transition which characterized by increased number of productive and reproductive age. This coming era is marked by the change of sexual and reproductive pattern, such as increasing on premarital sexual intercourse and unwanted pregnancy. This is a challenge for family planning program to guarantee controlled growth of the population and fulfillment of contraception needs. In RPJMN 2015-2019 government is targeting TFR to drop to 2.28 (see Table 1). For which we need to increase the number of contraception users especially for modern method.
Indonesia have annual data collection to tracking the progress of RPJM indicators, but none for FP2020. In 2015, PMA2020 was conducted for the first time to full fill that need and provide trajectory of each indicators toward 2020. This analysis aim to present the current progress and profile of Indonesia family planning indicators by putting the result of first round of PMA2020 2015 and others existing data.
Read More …

Putting the results of the 2015 PMA 2020 survey in Indonesia into context Read More »

Meletakkan Hasil dari Survei PMA2020 2015 ke dalam Konteks

Oleh: Anggriyani Pinandari , Siswanto Wilopo, Robert Magnani, Amirah Wahdi, Karina Puspitasari
Partisipasi Indonesia dalam komitmen keluarga berencana global diluncurkan pada the London Summit 2012. Dengan target utama menyediakan metode keluarga berencana untuk 120 juta wanita usia subur di dunia dan mencapai 17 indikator terkait pada tahun 2020. Untuk memastikan kontribusi Indonesia terhadap target tersebut, pemerintah membuat 8 target indikator keluarga berencana melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Indonesia juga berkomitmen untuk menjaga investasi untuk program pembiayaan KB, termasuk merealokasikan sumber daya ke area yang paling padat penduduk dan pulai kecil. Negara akan memperluas akses dan pilihan dengan memperkuat pelayanan klinik umum dan swasta dan menyediakan metode jangka panjang dan aman, termasuk program KB post-partum.
Indonesia sedang mengalami transisi demografi kedua yang dikarakterisasi dengan meningkatnya jumlag usia produktif dan subur. Era ini ditandai dengan perubahan pola seksual dan reproduksi, seperti meningkatnya hubungan seksual sebelum menikah dan kehamilan tidak diinginkan. Hal ini menjadi tantangan untuk program keluarga berencana dalam menjamin kontrol terhadap pertumbuhan populasi dan pemenuhan kebutuhan kontrasepsi. Dalam RPJMN 2015-2019 pemerintah mentargetkan TFR menurun ke angka 2.28 (lihat tabel 1). Dimana kita perlu meningkatkan jumlah pengguna kontrasepsi terutama untuk metode modern.
Indonesia mempunyai pengumpulan data setiap tahun untuk mencatat kemajuan dari indikator RPJM, tetapi tidak untuk FP2020. Di tahun 2015, PMA2020 pertama dilakukan untuk mengisi kebutuhan tersebut dan memberikan lintasan dari tiap indikator menuju 2020. Analisis ini ditujukan untuk menunjukkan perkembangan saat ini dan profil indikator keluarga berencana Indonesia dengan meletakkan hasil dari round 1 PMA2020 tahun 2015 dan data yang tersedia lainnya.
Read More …

Meletakkan Hasil dari Survei PMA2020 2015 ke dalam Konteks Read More »