Center for Reproductive Health

Publikasi

Petunjuk Penggunaan Stata

Petunjuk Penggunaan Stata

Buku ini adalah pengantar penggunaan perangkat lunak Stata untuk versi 16. Versi Stata secara berkala diperbarui dengan menambahkan kemampuan membuat program dan analisis statistik yang baru. Pengguna Stata di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat semakin meluas bahkan boleh dikatakan menjadi standar baru dalam analisis data kesehatan. Selain untuk keperluan analisis statistik, Stata versi 16 mempunyai kemampuan untuk membaca bahasa markup (markdown) yang dapat ditulis pada editor Stata (do Editor). Dengan fasilitas tambahan ini, menulis naskah dapat mengintegrasikan secara langsung dari teks ke analisa statistik oleh Stata. Buku ini dibuat menggunakan kemampuan tambahan tersebut.

Buku pengantar penggunaan Stata ini ditulis untuk mahasiswa dan para peneliti, termasuk dosen yang akan menganalisis data kesehatan. Karena berupa pengantar maka tidak mencakup berbagai teknik statisik pada tingkat lanjut. Namun demikian melalui buku pengantar ini diharapkan sudah cukup membantu dalam mengikuti kuliah-kuliah biostatistik yang kami berikan di program Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dari pengalaman kami mengajar biostistik lebih dari 20 tahun ini, membaca buku ini adalah suatu keharusan agar belajar dan penerapan biostistik dalam bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Program Stata kami pilih karena program ini memiliki kegunaan yang lebih luas di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat. Buku petunjuk (manual) lengkapnya juga tersedia dalam file pdf yang mencakup 31 volume dan terdiri lebih dari 15.000 halaman. Buku petujuk tersebut dapat diakses dari program Stata. Beberapa contoh perintah (command) untuk data prossing, transformasi dan analysis yang sederhana dapat di unduh di http://chnrl.net/lampiran.do. Semoga buku pengantar ini bermanfaat.

Siswanto Agus Wilopo

Petunjuk Penggunaan Stata Read More »

Sampling dan Estimasi Besar Sampel: Aplikasi di Bidang Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat

Sampling dan Estimasi Besar Sampel: Aplikasi di Bidang Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat

Buku ini merupakan panduan cara mengambil sampel dan mengestimasi besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat. Tulisan ini ditujukan kepada peneliti, dosen dan mahasiswa yang akan melakukan penelitian kuantitatif di bidangnya. Panduan ini akan membantu mereka agar penelitian yang dilakukan memenuhi kaidah lmiah secara universal. Hasil penelitian akan tidak bermanfaat apabila pada akhirnya besar sampel tidak mencukupi. Setiap penelitian yang tidak bisa menolak hipotesis nol seringkali akibat sampel yang kurang mencukupi. Oleh karena itu dari awal penelitian harus benar-benar secara cermat diperkirakan besar sampel minimal yang dibutuhkan. Tentu saja semua estimasi berdasarkan informasi dari parameter yang sudah tersedia dan keputusan peneliti dengan mempertimbangkan rancangan penelitian dan sumberdana yang tersedia. Telah banyak artikel dan buku yang membahas cara pengambilan sampel. Demikian juga cara-cara menghitung besar sampel yang dibutuhkan. Namun demikian ada beberapa alasan mengapa buku ini berbeda dengan publikasi yang ada.

Pertama, pembahasan pengambilan sampel (sampling) biasanya dibahas secara spesifik untuk kepentingan survei. Jarang buku-buku berbahasa Indonesia membahas pengambilan sampel untuk bidak kedokteran dan kesehatan masyarakat selain survei, misalnya sampel untuk rancangan kasus-kontrol dan randomized control trial. Kedua, uraian perkiraan besar sampel biasanya terpisah dengan cara pengambilan sampel. Buku ini membahas kedua hal tersebut bersama-sama. Ketiga, karena terlalu banyak cara-cara perhitungan besar sampel selama ini, pembaca seringkali menjadi kebingungan dalam menerapkan pada penelitiannya. Buku ini memilih beberapa contoh umum perhitungan besar sampel yang telah banyak digunakan dalam penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat. Keempat, buku ini menjelaskan dengan contoh-contoh nyata yang relevan dengan bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat. Kelima, agar peneliti dapat melakukan estimasi dengan mudah serta memahami langkah-langkah perhitungan secara benar, pada lampiran buku ini diberikan perintah komputasi menggunakan program R yang tidak berbayar dan mudah di adaptasi ke perangkat lunak yang lain

Siswanto Agus Wilopo

Sampling dan Estimasi Besar Sampel: Aplikasi di Bidang Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Read More »

Keluarga Berencana: Buku Pedoman Global Untuk Penyedia Layanan

Keluarga Berencana: Buku Pedoman Global Untuk Penyedia Layanan

Kesehatan Reproduksi menjadi salah satu faktor penentu tercapainya kesehatan dan kesejateraan keluarga dan penduduk. Untuk mencapai hal tersebut, pelayanan KB yang berkualitas dan berbasis pada hak-hak reproduksi setiap orang menjadi salah satu kegiatan utama. Berapapun jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh program KB, apabila kualitasnya rendah maka hasilnya tidak akan maksimal. Salah satu cara memecahkan masalah tersebut ialah menyediakan informasi secara lengkap, akurat, terkini dan berbasis bukti Ilmiah dalam menjalankan pelayanan KB.

Buku Pegangan Global Keluarga Berencana (Global Handbook of Family Planning) edisi 2018 telah terbit dan menjadi menjadi salah satu bahan bacaan wajib bagi petugas pelayanan KB yang berlaku secara global. Edisi 2018 merupakan perbaharuan dari Edisi 2014 yang telah kami terjemakan sebelumnya kedalam Bahasa Indonesia. Edisi 2018 dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan seperti halnya edisi sebelumnya. Buku ini berisi pedoman pelayanan Keluarga Berencana bagi penyedia pelayanan KB yang dapat digunakan di seluruh dunia. Pengunaan buku ini didukung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Indonesia. Buku pegangan ini dirancang untuk dapat digunakan pada berbagai macam situasi yang ditulis berlandaskan pengetahuan dan berbasis bukti terkini. Diharapkan penyedia pelayanan KB di Indonesia akan menggunakan buku pegangan ini sehingga menjadi lebih terampil dan meyakinkan dalam melayani klien mereka.

Buku edisi 2018 ini mencakup beberapa hal baru yang ditambahkan dari edisi 2014 sebelumnya. Misalnya rekomendasi terbaru bagi wanita menyusui yang dapat menggunakan implan atau pil progestin kapan saja setelah melahirkan. Selain itu, cakupan-cakupan baru meliputi hak-hak asasi penyedia KB, peran pasangan dalam membantu penggunaan KB, adanya suntik KB yang dapat dipakai oleh wanita itu sendiri, penggunaan KB bagi penderita HIV, cincin vagina progesteron, dan pengguna KB dengan disabilitas.

Perluasan atau cakupan-cakupan baru tersebut memungkinkan untuk lebih terjangkaunya pelayanan KB ke seluruh masyarakat. Dengan demikian, pelayanan KB merupakan layanan yang dapat dijangkau oleh seluruh wanita dalam kondisi apapun. Penggunaan kontrasepsi darurat juga lebih ditekankan di buku ini sehingga bagi wanita-wanita yang menginginkan penundaan kehamilan dalam kondisi emergensi dapat mengacu buku ini. Buku ini jauh lebih lengkap daripada edisi sebelumnya, sehingga diharapkan akan membawa banyak perubahan menuju pelayanan KB yang berkualitas di Indonesia.

Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (Pusat Kespro-FKKMK UGM), United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, dan Badan Kependudukan Keluarga Berencana nasional (BKKBN), Jakarta – Indonesia, 2019

Keluarga Berencana: Buku Pedoman Global Untuk Penyedia Layanan Read More »

Buku Pegangan Indikator untuk Evaluasi Program Keluarga Berencana

Buku Pegangan Indikator untuk Evaluasi Program Keluarga Berencana

Lebih banyak kegiatan evaluasi program di bidang KB (KB) dibandingkan dengan evaluasi tentang intervensi kesehatan masyarakat, atau intervensi sosial lainnya. Upaya penyusunan buku pegangan ini merupakan hasil dari berbagai komitmen yang berkesinambungan antara pemerintah, Mitra kerja internasional, dan peneliti selama beberapa dekade untuk memahami dan menjelaskan mekanisme penggunaan metode kontrasepsi, yang akhirnya berujung pada penurunan tingkat fertilitas. Akhir-akhir ini, perhatian pada kontribusi program KB pada kesehatan ibu dan anak meningkat. Demikian juga tentang pentingnya KB sebagai bagian dari upaya pemenuhan hak-hak asasi manusia telah mendorong penilaian efektivitas program KB yang lebih luas sasarannya.

Banyak hasil kerja evaluasi program KB periode 1960 dan 1970 yang terfokus pada hasil pokok program, yaitu penggunaan kontrasepsi untuk menurunkan tingkat fertilitas di populasi. Namun seiring dengan perkembangan program, berbagai perhatian difokuskan pula pada komponen lain yang merupakan unsur-unsur program dan kinerja dari fungsi di bidang ini. Setelah bekerja beberapa dekade dan mendalami di bidang ini secara luas, maka telah dihasilkan berbagai indikator alternatif untuk menilai kinerja dan dampak dari program KB. Indikator-indikator dapat ditemukan pada berbagai literatur mengenai evaluasi program KB. Konsep-konsep pokok dan berbagai definisi telah dirangkum dalam publikasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada metodologi evaluasi program KB (PBB, 1986).

Kendati telah banyak pengalaman dan dokumentasi yang luas mengenai evaluasi program KB, terdapat dua kekurangan utama mengenai indikator dalam ruang lingkup ini. Pertama, definisi dari indikator yang digunakan untuk mengevaluasi program KB kurang konsisten. Kedua, berbagai indikator yang tersedia dalam literatur belum pernah dikompilasi menjadi satu sumber yang mudah diakses oleh pembaca dengan mudah. Buku pegangan ini dirancang untuk mengatasi dua kekurangan ini.

Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM (Pusat Kespro-FKKMK UGM), Yogyakarta – Indonesia, 2020

Siswanto Agus Wilopo, Rosalia Kurniawati Harisaputra, Anggriyani Wahyu Pinandari, Althaf Setyawan, Yufan Putri

Buku Pegangan Indikator untuk Evaluasi Program Keluarga Berencana Read More »

Multitasking breastfeeding mamas: middle class women balancing their reproductive and productive lives in Yogyakarta, Indonesia

Belinda RM Spagnoletti, Linda R Bennett, Michelle Kermode, Siswanto Agus Wilopo

Multitasking breastfeeding mamas: middle class women balancing their reproductive and productive lives in Yogyakarta, Indonesia

This qualitative study explored in depth the lived experiences of middle class women in Yogyakarta, Indonesia as they attempted to juggle their unpaid reproductive work with paid work in the formal sector or with university study. Our analysis reveals the challenges encountered by middle class women when they decide to exclusively breastfeed whilst also participating in work and tertiary study. We explicate the legal framework underpinning exclusive breastfeeding and maternity leave, and identify significant gaps between labour and exclusive breastfeeding legislation and the implementation of these laws in workplaces and universities. The tensions between the gendered expectations of women's contributions to reproductive and productive work are also exposed. Drawing on our findings, we assert the importance of social support and the collective nature of reproductive agency exercised by Indonesian women who seek to exclusively breastfeed while working or studying.

Multitasking breastfeeding mamas: middle class women balancing their reproductive and productive lives in Yogyakarta, Indonesia Read More »

Moralising rhetoric and imperfect realities: breastfeeding promotions and the experiences of recently delivered mothers in urban Yogyakarta, Indonesia

Belinda Rina Marie Spagnoletti, Linda Rae Bennett, Michelle Kermode, Siswanto Agus Wilopo

Moralising rhetoric and imperfect realities: breastfeeding promotions and the experiences of recently delivered mothers in urban Yogyakarta, Indonesia

Exclusive breastfeeding is embedded in National Health Law and Regulation in Indonesia and is vigorously promoted by health workers, breastfeeding counsellors and religious leaders. This article explores the transformation of state legislation into breastfeeding promotions that are imbued with moralising assumptions directed at expectant women, new mothers and their partners. Drawing on an 18-month ethnographic study, the rhetoric of breastfeeding promotion messages is contrasted with the narratives of urban middle-class mothers in Yogyakarta. This article highlights the challenges women experience in their attempts to breastfeed and the divergence between the moralising rhetoric of breastfeeding promotions and women’s imperfect lived realities. It demonstrates how dominant health promotion messages construct breastfeeding as a moral issue, insist women are obligated to breastfeed their infants, and fail to acknowledge women’s choice, reproductive agency and bodily autonomy. Such messaging assumes the right of infants to be breastfed, and emphasises the developmental problems likely to befall children who are not breastfed. Gendered expectations that all mothers will assume their breastfeeding role selflessly and dutifully are also embedded in breastfeeding promotion messages. We conclude that breastfeeding promotion messages need to be more inclusive and less moralising in their substance and delivery to better serve Indonesian women. Women are likely to feel more supported and less alienated by breastfeeding promotion messages that recognise the possibility of common breastfeeding challenges, such as difficulty establishing successful breastfeeding, the baby blues, the likelihood of suffering discomfort from breastfeeding in public, and issues with the premature cessation of breastfeeding.

Moralising rhetoric and imperfect realities: breastfeeding promotions and the experiences of recently delivered mothers in urban Yogyakarta, Indonesia Read More »

Position and Chance of Indonesia Family Planing to Achieve RPJMN 2015-2019 and FP2020 Targets

Anggriyani Wahyu Pinandari, Siswanto Agus Wilopo

Position and Chance of Indonesia Family Planing to Achieve RPJMN 2015-2019 and FP2020 Targets

Indonesia’s commitment at London Summit 2012 was to reduce TFR by increasing contraceptive users by 2020. This paper aimed to estimate the number, trend and possibility to achieve RPJMN and FP2020 targets in Indonesia. This was a descriptive study using secondary data from Indonesia national survey. Data are presented in line, bar, and pie graphs, also table to explain trend and possibility of Indonesia FP to achieve 2020 targets. Using 2012 data as the baseline, RPJMN and FP2020 targets will be achieved if CPR grows 0.5 point/year. However, recent growth was insufficient, only 0.3 additional points. The current CPR is behind the target and 1 point/year growth rate is needed to approximate the target trajectory. Based on three surveys in 2015 (PMA, SUSENAS and SUPAS), Indonesia’s CPR was predicted to be 61.1% on 2020. This is five points lower than the 2020 target, 66.3%. This discrepancy shows that Indonesia would not achieve FP target on RPJMN 2015-2019. Based on recent survey in 2015, CPR trajectory is predicted to be 5 points below the target. 1.5 points annual growth is needed to achieve the 2020 goals.

Position and Chance of Indonesia Family Planing to Achieve RPJMN 2015-2019 and FP2020 Targets Read More »

Prevalence and Pattern of Uterine Bleeding Among Breastfeeding Women Using Progesterone-only Pills

Prima Dhewi Ratrikaningtyas, Dian Rosdiana, Siswanto Agus Wilopo

Prevalence and Pattern of Uterine Bleeding Among Breastfeeding Women Using Progesterone-only Pills

Background: Progesterone-Only Pill (POPs) is one of the ideal oral contraceptive methods for breastfeeding women. Discontinuation of POPs was mostly due to bleeding pattern disorders. Objective: The purpose of this study is to identify the prevalence and pattern of uterine bleeding on breastfeeding women using contraceptive pills containing progesterone derivatives. Methods: This study is a double blind block randomized controlled trial for the treatment group (levonorgestrel or lynestrenol pills) and non-randomized controlled trial for the control group, 6-8 weeks’ postpartum women, 20 to 35- year-old, and breastfeeding. Monthly follow up was done for 6 months. Analysis was done using survival analysis, X2 , and Cox’s Proportional Hazard. Results: A hundred and seven women were involved with a drop-out rate of 17.8%. Subjects characteristics were ≤ 32- year-old, multiparous, ever used contraception with birth spacing of >60 months. Spotting and amenorrhea was the most common pattern. Levonorgestrel causes bleeding/menstrual resumption sooner in breastfeeding women than Lynestrenol. Conclusion: The most common uterine bleeding on women using Progesterone-only Pills were spotting and amenorrhea. By recognizing such effects, for Indonesian women, POPs was expected to be produced in the country and can be included in the national family planning programs.

Prevalence and Pattern of Uterine Bleeding Among Breastfeeding Women Using Progesterone-only Pills Read More »

‘I wanted to enjoy our marriage first… but I got pregnant right away’: a qualitative study of family planning understandings and decisions of women in urban Yogyakarta, Indonesia

Belinda Rina Marie Spagnoletti, Linda Rae Bennett, Michelle Kermode, Siswanto Agus Wilopo

‘I wanted to enjoy our marriage first… but I got pregnant right away’: a qualitative study of family planning understandings and decisions of women in urban Yogyakarta, Indonesia

Background: Despite several decades of investment into family planning and maternal health systems strengthening, Indonesia’s maternal mortality ratio remains among the highest in Southeast Asia. Among postpartum women unmet need for family planning is greater than at any other time, thus there is great potential to improve the reproductive health outcomes of Indonesian women through enhanced postpartum family planning access.

This article explores the socially embedded nature of family planning choices in the Indonesian context, drawing on the experiences of a sample of urban dwelling and predominantly middle class women. Methods: This was an ethnographic study which explored the reproductive experiences of women residing in Yogyakarta City, and Sleman and Bantul regencies. Fieldwork was undertaken over 18 months from September 2014 to March 2016. This article draws on 31 in-depth interviews (IDIs) conducted with 20 women aged 21 to 38 years who had given birth less than two years prior. Results: Though there was great variance across women’s reproductive trajectories, the majority had limited understandings of family planning, especially in relation to contraception. Societal norms pertaining to women’s fertility and reproduction underpinned women’s desires to become pregnant soon after marriage. Normative ideals concerning family size and the composition of families underpinned women’s desires for a maximum of two to three children, with at least one child of each sex. Negotiations concerning timing of pregnancies and family size occurred within spousal relationships. The majority of women were using some form of fertility control to prevent or space pregnancies, with method choice decisions often informed by family members, friends and family planning providers. Quality of care among family planning providers was often lacking, perpetuating misinformation, and women’s choices were not always respected.

‘I wanted to enjoy our marriage first… but I got pregnant right away’: a qualitative study of family planning understandings and decisions of women in urban Yogyakarta, Indonesia Read More »

The final decision is with the patient’: reproductive modernity and preferences for non-hormonal and non-biomedical contraceptives among postpartum middle class women in Yogyakarta, Indonesia

Belinda Rina Marie Spagnoletti, Linda Rae Bennett, Michelle Kermode, Siswanto Agus Wilopo

The final decision is with the patient’: reproductive modernity and preferences for non-hormonal and non-biomedical contraceptives among postpartum middle class women in Yogyakarta, Indonesia

In Indonesia fertility has plateaued for more than a decade. Over the same period Indonesian women have increasingly accessed contraception via the private sector. Our qualitative inquiry into the contraceptive preferences of middle class women in urban Yogyakarta revealed limited interest in and intent to use biomedical and hormonal contraceptive methods. Women’s justifications for their contraceptive choices were complex and manifold: most had concerns about safety and the side effects associated with hormonal and biomedical contraceptives; others were ideologically opposed to fertility control. We conclude that contraceptive choices were an embodiment of women’s reproductive modernity, which in turn underpinned their reproductive agency. We also problematise the extent to which women’s contraceptive choices were comprehensively informed. Women’s reproductive modernity was shaped by their socioeconomic status; access to modern communication technologies; understandings of their right to health and contraceptive choice; pious yet pragmatic religious identities; and negotiations within their marital relationships.

The final decision is with the patient’: reproductive modernity and preferences for non-hormonal and non-biomedical contraceptives among postpartum middle class women in Yogyakarta, Indonesia Read More »